Mengenai Saya

Foto saya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia

Rabu, 26 Juni 2013

MEMAHAMI PERMASALAHAN HIDUP KRISTIANI

ːː̗̀ː̗̗̀̀✞ː̖̖́́ː̖́ː MEMAHAMI PERMASALAHAN HIDUP KRISTIANI ːː̗̀ː̗̗̀̀✞ː̖̖́́ː̖́ː Di dalam kehidupan ini, sebagai orang Kristiani kita tidak mungkin terlepas dari berbagai macam permasalahan hidup. Ketika permasalahan hidup menimpa diri kita, kita jangan cepat menyerah dan mengeluh mengapa selalu diri kita yang mendapat masalah tersebut. Sebagai orang Kristen, ada baiknya kita merenungi ada maksud apakah sehingga Tuhan mengijinkan terjadi masalah yang menimpa diri kita. Kita harus mampu melihat dgn sudut pandang dan perspektif yang luas, jangan hanya mempunyai pemikiran yang sempit dalam menghadapi masalah hidup tersebut. Alkitab berkata demikian: "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya". Oleh sebab itu, mungkin saja permasalahan hidup yang kita alami tersebut seijin dan sepengetahuan Tuhan untuk membangun karakter diri kita. Ketika masalah terjadi dalam hidup kita, jangan lupa untuk selalu berdoa memohon petunjuk dan jalan-Nya. Yakinlah cepat atau lambat Tuhan akan menjawab doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Dan kita akan diberikan jalan keluar yang terbaik dalam memecahkan permasalahan hidup yang kita alami. Memang tidak semua permasalahan hidup akan diberikan jawaban oleh Tuhan. Rancangan Tuhan untuk membangun karakter diri kita agar menjadi serupa dgn Yesus adalah baik adanya. Mungkin saja Tuhan mengijinkan terjadi masalah hidup untuk kita jalani, untuk menempa diri kita menjadi kokoh dan dapat bertahan di segala situasi hidup yang semakin berat akhir-akhir ini. Dalam hidup ini, setiap manusia pasti akan mengalami permasalahan hidup. Masalah hidup yang terjadi silih berganti melanda diri kita. Ketika menghadapi hal tersebut, sbg orang percaya seharusnya kita menyerahkan semua permasalahan hidup tersebut ke tangan Tuhan. Dalam setiap masalah yang terjadi pada diri kita, pasti ada hikmah yang dapat kita petik, kita akan belajar bagaimana memecahkan masalah tersebut dgn menjadikan doa sbg kekuatan utama dalam memecahkan masalah tersebut. Petrus meyakinkan kepada kita bahwa permasalahan hidup itu normal dan dapat terjadi pada diri kita sebagai orang percaya. 1 Petrus 4:12 menulis demikian: "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu" Tuhan Yesus tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami masalah melebihi kemampuan diri kita yang terbatas ini. Tuhan tahu sampai seberapa jauh batas kemampuan diri kita dalam memecahkan masalah yang kita hadapi. Dalam menyikapi permasalahan hidup yang terjadi, ingatlah apa yang dikatakan oleh Yesaya 41:10 yang menulis demikian: "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan" Kekuatan dan pertolongan Yesus Kristus akan memampukan diri kita untuk bangkit dalam memecahkan masalah hidup yang kita alami. Tuhan Yesus akan memampukan diri kita mencari jalan keluar dan solusi yang terbaik dalam memecahkan permasalahan hidup yang kita alami. Janganlah kita putus asa dalam menghadapi permasalahan hidup yang terjadi tersebut,dan juga jangan terlalu dipikirkan dengan serius permasalahan hidup tersebut. Ketidaksanggupan diri kita dalam menghadapi permasalahan hidup, bisa menambah beban pikiran, akhirnya lama kelamaan menjadi stress. Jangan terlalu mendalam memikirkan permasalahan hidup yang menimpa diri kita. Ingatlah akan kekuatan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan. Doa yang dipanjatkan dari hati yang tulus dan jiwa yang berserah penuh kepada Tuhan, akan dikabulkan oleh Tuhan. Matius 11:28 berkata demikian: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" Sebagai orang Kristen, kita seharusnya percaya bahwa permasalahan hidup yang menimpa diri kita, Tuhan ijinkan terjadi atas diri kita agar kita dapat memiliki karakter serupa dgn Yesus. Dan juga agar mental kita menjadi kuat, tahan goncangan ketika di lain hari kita kembali didera masalah hidup. Yakinlah bahwa Tuhan mempunyai RANCANGAN HIDUP yang indah bagi kita, jadi ketika kita mengalami permasalahan hidup, berpikirlah positif dan serahkanlah semua permasalahan hidup tersebut ke dalam tangan Tuhan. Yakobus 1:2-4 berkata demikian: "Anggaplah sbg suatu kebahagiaan jika kamu jatuh dalam berbagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mjd sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun" Dan juga ingatlah akan pesan Paulus dalam 2 Korintus 4:17 yang berbunyi demikian:"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Akhir kata, dalam menyikapi berbagai macam permasalahan hidup, kita seharusnya selalu introspeksi kepada diri sendiri, mengapa masalah tersebut bisa terjadi pada diri kita. Apakah ada maksud Tuhan dibalik permasalahan hidup tersebut. Percayalah ada "RANCANGAN INDAH" yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita melalui masalah hidup yang menimpa diri kita. Janganlah kita selalu memandang negatif masalah hidup yang terjadi dalam hidup kita. Yakinlah bahwa ada Tuhan yang begitu besar kuasa-Nya yang bekerja secara tersembunyi untuk membantu kita menghadapi setiap permasalahan hidup tersebut.

Senin, 24 Juni 2013

Batu di Tengah Sungai

12 Batu di Tengah Sungai 
Yosua 4:5
"...dan Yosua berkata kepada mereka: "Menyeberanglah di depan tabut Tuhan, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; 2 Tawarikh 22

Menyeberang sungai Yordan adalah suatu titik balik yang sangat penting dalam perjalanan orang Israel. Sungai Yordan seolah adalah gerbang untuk memasuki tanah perjanjian. Dengan melewati sungai ini, orang Israel telah mencapai tujuannya dan masuk ke dalam kehidupan yang baru.

Di situ Yosua berpesan agar mereka mendirikan tumpukan dua belas batu di tengah sungai, sebagai peringatan. Ada dua hal yang dapat mereka peringati.

Yang pertama adalah kasih setia Allah, yang akhirnya membawa mereka masuk ke tanah perjanjian, melepaskan mereka dari sengsara perbudakan.

Kedua, adalah peringatan bahwa sungai itu dan tumpukan batunya adalah batas agar mereka tidak kembali lagi ke tanah Mesir. Selama di padang gurun, orang Israel menggerutu, mengomel, dan berusaha untuk kembali lagi ke Mesir. Kedua belas batu itu adalah tugu peringatan bahwa mereka melupakan segala yang ada di belakang mereka.

Sebab Kristus adalah sungai Yordan kita. Saat kita mendedikasikan hidup bagi Kristus, di situ kita memancangkan kedua belas batu di hati kita. Kita mengingat kasih setiaNya yang mengubahkan hidup kita menjadi baru. Juga, menjadi peringatan agar kita berubah dan tidak kembali kepada kehidupan lama yang penuh dengan dosa dan keinginan daging.

Happy moments: praise God. Painful moments: trust God. Every moments: thank God.

Pintu Tertutup


Pintu Tertutup

Yoh 10:7-9


Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Amos 6-7

Tuhan tidak pernah menutup satu pintu tanpa membuka pintu yang lain. Tuhan tidak pernah menutup satu kesempatan tanpa membuka kesempatan yang lain. Mengapa Tuhan menutup pintu atau kesempatan? Seringkali Tuhan ingin menarik perhatian kita. Dia ingin agar kita memiliki prioritas yang benar. Bila kita menyimpang dari jalanNya, kita tidak hanya mnghancurkan hati Tuhan, tapi juga menghancurkan hidup kita.

Tuhan ingin mengarahkan kita pada kesempatan yang lebih besar. Kita biasanya igin tinggal di zona nyaman dan aman serta tidak menyukai perubahan. Semua perubahan mempunyai resiko dan tantangannya masing-masing. Tuhan seringkali menutup satu pintu untuk memberikan kesempatan atau hal yang lebih baik, mungkin sesuatu yang akan lebih dapat mengeluarkan dan mengasah potensi kita, atau melatih dan membentuk karakter kita.

Oleh sebab itu, bila ita menemukan pintu di depan kita tertutup, jangan langsung putus asa. Alexander Graham Bell berkata, "Sometimes we stare so long at a door that is closing that we see too late the one that is open." Kadangkala kita terpaku terlalu lama dengan pintu yang tertutup sehingga kita terlambat untuk melihat pintu lain yang terbuka. Ubahlah pandangan Anda, siapa tahu setelah itu Anda akan dapat melihat kesempatan yang baru!

Satu pintu harus ditutup sebelum sebuah pintu yang lain dibuka.

Pengalaman Buruk


Pengalaman Buruk

Kejadian 45:1-8
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 73; Ibrani 7; Nahum 1-3

Permulaan yang buruk tidak menentukan masa depan yang buruk. Bila kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, Dia dapat mengubah pengalaman masa lalu yang buruk menjadi sesuatu yang indah.

Lee Ezell dibesarkan oleh orang tua yang alkoholik di Philadelphia. Ketika ia remaja, ia menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Tetapi tak lama kemudian, tragedi datang dalam hidupnya. Ia diperkosa secara brutal, dan akibatnya, ia mengandung. Ia bingung apa yang harus dilakukan. Beberapa teman menganjurkannya untuk aborsi, tetapi sebagai seorang Kristen ia memilih untuk melahirkan anaknya dan menyerahkannya untuk diadopsi.

Lee akhirnya menikah dengan Hal Ezell. Lee tidak dapat mempunyai anak lagi akibat pemerkosaan yang brutal itu. Ia lalu mengadopsi 2 orang anak. Bertahun-tahun kemudian, ia menerima telepon dari seseorang yang bernama Julie. Julie telah bertahun-tahun mencari Lee, ibu kandungnya. Julie lalu menceritakan akan kasih Tuhan dalam hidupnya kepada ibunya. Ibu dan anak ini akhirnya dapat bertemu dan bersatu di dalam kasih Tuhan. Mereka bersaksi di mana-mana tentang pengalaman hidupnya dan tentang kasih Kristus. Pengalaman hidup mereka kemudian ditulis dalam buku "The Missing Piece".

Permulaan yang buruk tidak menentukan masa depan yang buruk.

Dikuatkan untuk menguatkan !


Mazmur 91:7-9
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu... Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 82; Lukas 3; Yeremia 9-10

Membaca surat kabar akhir-akhir ini bisa berubah menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Ada setumpuk bencana alam, ketidakstabilan politik dan ekonomi yang bisa membuat kuatir. Belum lagi beberapa waktu yang lalu ada kabar seorang ibu yang saking pesimisnya dengan hidup sampai-sampai ia menghabisi nyawa anak-anaknya yang masih kecil sebelum ia sendiri bunuh diri.

Seorang peneliti R. Garrett dalam tulisannya di Contemporary Issue in Behavior Therapy, New York menyatakan bahwa memang ada banyak hal menyedihkan di dunia ini. Tapi jangan fokuskan hidup kita pada hal tersebut. Pikirkanlah ada hal-hal potensial yang lebih baik akan muncul dari berbagai masalah. Misalnya pengobatan penyakit yang lebih canggih, makin bermunculan orang yang peduli akan kehidupan sosial dan memperjuangkannya, seperti para aktivis yang peduli akan pemanasan global.

Sembilan dari sepuluh orang Amerika yang disurvei Garrett kuatir akan hidup mereka. Tapi ada 2 perbedaan besar bagaimana mereka menghadapi kekuatiran mereka. Yang satu. Mereka membiarkan masalah berkubang dalam kehidupan mereka, tapi yang satunya lagi memfokuskan diri untuk melakukan suatu perubahan yang mereka bisa untuk masyarakat. Dan orang-orang yang terakhir inilah yang merasa bahagia dengan kehidupan.

Buat kita anak-anak Tuhan, ada hal yang seharusnya sangat menghibur. Tuhan memberikan janji-janji Firman tentang perlindungan dan jaminan penyertaanNya, tapi hidup akan lebih berarti bila kita bisa mendistribusikan apa yang kita punya untuk orang-orang di sekitar kita. Bagaimana caranya? Ibu Teresa pernah berkata, "jangan tunggu seorang pemimpin, tapi lakukanlah sendiri dulu... satu demi satu."

Apakah Anda masih suka kuatir? Berhenti kuatir dan mulailah bertindak!

Aku Gendong Engkau Hingga Ajal Tiba !

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku berkata, “Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu.” Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Dari raut wajah dan matanya kutahu dia sedang memendam luka batin yang membara.
Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku. Akan tetapi aku harus membiarkan istriku mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Aku ingin sebuah perceraian di antara kami. Aku lalu memberanikan diri untuk membicarakannya dengan tenang. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik dan bertanya kepadaku dengan tenang, tapi mengapa?
Aku menolak menjawabnya. Ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Dia membuang choptiks di tangannya dan mulai berteriak kepadaku, “Engkau bukan seorang laki-laki sejati.” Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin mengetahui alasan di balik keinginanku untuk bercerai. Tetapi aku dapat memberinya sebuah jawaban yang memuaskan, “Dia telah menyebabkan kasih sayangku hilang terhadap Jane (wanita simpananku). Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya kasihan kepadanya.”
Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai bahwa dia dapat memiliki rumah kami, mobil dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah, merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku kini telah menjadi orang asing di rumah kami, khususnya di hatiku. Aku meminta maaf untuknya, untuk waktunya yang telah terbuang selama 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane bahwa aku sungguh mencintainya. Akhirnya dia menangis dengan suara keras di hadapanku yang mana aku sendiri berharap melihat terjadi padanya. Bagiku tangisannya tidak mempunyai makna apa-apa. Keinginanku untuk bercerai di hati dan pikiranku telah bulat dan aku harus melakukannya saat itu.
Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena rasa ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane, wanita idamanku saat itu. Ketika terbangun kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.
Pagi harinya dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian untuk saling memperlakukan sebagai suami-istri dalam arti sebenarnya. Dia memintaku dalam sebulan itu kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami-istri. Alasannya sangat sederhana, “Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami.”
Aku menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Akan tetapi dia juga meminta beberapa syarat tambahan sebagai berikut, dalam rentang waktu sebulan itu, aku harus mengingat kembali bagaimana pada permulaan pernikahan kami, aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai di muka pintu depan setiap pagi. Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah untuk memenuhi permintaannya kepadaku demi meluluskan perceraian kami.
Aku menceritakan kepada Jane (wanita simpananku) tentang syarat-syarat yang ditawarkan oleh istriku. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya dan berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan tak bermakna. Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah  kita rencanakan, demikian kata Jane.
Kami tak lagi berhubungan badan layaknya suami-istri selama waktu-waktu itu. Sehingga sewaktu aku menggendongnya keluar menuju pintu rumah kami pada hari pertama, kami tidak merasakan apa-apa. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan dibelakang kami, sambil berkata, “Wow… papa sedang menggendong mama”. Kata-kata putra kami sungguh membuat luka di hatiku.
Dari tempat tidur sampai di pintu depan aku menggendong dan membawanya sambil tangannya memeluk eratku. Dia menutup mata sambil berkata pelan, “Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita.” Aku  menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.
Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuh dan pakaianya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan saksama untuk waktu yang sudah agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda lagi seperti dulu. Ada bintik-bintik kecil di raut wajahnya, rambutnya mulai beruban! Perkawinan kami telah membuatnya seperti itu. Untuk beberapa menit aku mencoba merenung tentang apa yang telah kuperbuat kepadanya selama perkawinan kami.
Pada hari yang ke empat, ketika aku menggendongnya, aku merasa sebuah perasaan kedekatan/keintiman yang mulai kembali merebak di relung hatiku yang paling dalam. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami-istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tidak mau mengatakan perasaan seperti ini kepada Jane (wanita yang akan kunikahi setelah perceraian kami). Aku pikir ini akan lebih baik karena aku hanya ingin memenuhi syarat yang dia minta agar nantinya aku bisa menikah dengan wanita yang sekarang aku cintai, si Jane.
Aku memperhatikan ketika suatu pagi dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuk tubuhnya. Dia lalu sedikit mengeluh, semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang. Aku kemudian menyadari bahwa dia semakin kurus, dan inilah alasannya mengapa aku dapat dengan mudah menggendongnya pada hari-hari itu.
Tiba-tiba kenyataan itu sangat menusuk dalam di hati dan perasaanku. Dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.
Tiba-tiba putra kami muncul pada saat it dan berkata, “Papa, sekarang waktunya untuk menggendong dan membawa mama.” Baginya, menggendong dan membawa ibunya keluar menjadi sesuatu yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan karena takut situasi istri dan putraku akan mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai pada saat-saat akhir memenuhi syarat-syaratnya. Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami-istri yang hidupnya penuh kedamaian dan harmonis satu dengan yang lain. Aku pun memeluk erat tubuhnya; dan ini seperti moment hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu.
Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir, ketika aku menggendongnya dengan kedua lenganku aku merasa sangat berat untuk menggerakkan  walaupun cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluk eratnya sambil berkata, aku tidak pernah memperhatikan selama ini bahwa hidup perkawinan kita telah kehilangan keintiman/keakraban satu dengan yang lain. Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku….melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Aku sangat takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata kepadanya, “Maaf Jane, Aku tidak ingin menceraikan istriku”.
Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan, dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Apakah badanmu panas? Dia berkata. Aku mengelak dan mengeluarkan tangannya dari dahiku. “Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memakna secara detail setiap moment kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku menggendong dan membawanya setiap pagi, dan terutama kembali mengingat kenangan hari pernikahan kami aku memutuskan untuk tetap akan menggendongnya sampai hari kematian kami tak terpisahkan satu dari yang lain.” Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras dan mulai meraung-raung dalam kesedihan bercampur kemarahan terhadapku. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, “Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput.”
Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum indah di wajahku, aku berlari kecil menaiki tangga rumahku, hanya untuk bertemu dengan istiriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami, tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama selama 10 tahun pernikahan kami. Istriku telah berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku untuk menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat akibat kanker ganas itu, dan ia ingin menyelamatkanku dari apapun pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami sebagai reaksi atas kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, terutama rencana gila dan bodohku untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami…
—-sekurang-kurangnnya, di mata putra kami – aku adalah seorang ayah yang penuh kasih dan sayang….demikianlah makna dibalik perjuangan istriku.
Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.
Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia.


Tuhan Memberkati :)

Minggu, 23 Juni 2013

Karya !



…….
#########
…..
#############
###############
..
#################……………########
..
######C H A A######….......############
….
#################….…## Love Jesus  ##
…….
################..###############
………..
###############################
…………..
############ ################
…………….
#########################
………………
######################
………………..
###################
………………….
#################
……………………
##############
………………………
###########
………………………..
#########
………………………….
#######
……………………………
#####
……………………………..
###
……………………………….
#
………………………………..

……………………………..

…………………………..

……………………….

…………………...

………………

………….

…….


.
………………………..….
……………………..……..
.
………………….…………….
..
……………….………………
………………………………
…..
…………………………..
……..
…………………….
………..
……………….
…………..
…………..
………………
…….
…………………
..
……………………











_/)
*-*/o
*-*\o
*-*/o
||||
||||
|≥|
||||
|
|
||||
|~|
||||
||||
Lessa Lestari
||. . ._
||||. . .)|\
||||__/|*||
---*|**|-/
°°°°| *|/
---**|*/
°°°°| /*\
*|**|/ **\
-_-_|/*|**|\
*|**|**|**||

Ayam sama Babi !


Kisah Si Ayam dan Si Babi
http://renungan-harian.com/wp-content/uploads/2011/09/184016_10150281401524481_204474674480_7352705_3970369_a.jpg
Alkisah, ada dua binatang yang berteman akrab sejak kecil, yaitu si ayam dan si babi. Mereka selalu berjalan berdua kemanapun mereka pergi. Pada suatu hari, ketika mereka berjalan melewati hutan belantara yang jauh dari keramaian kota , mereka menemukan seorang laki-laki yang hampir mati.
Si ayam berkata: “Eh, bie! liat tuh! Kayaknya ada orang sedang berbaring didepan!”
Si babi : “Iya, yam! Gue juga… liat. Kayaknya dia sedang sekarat. Yuk kita deketin.”
Mereka melihat dari dekat, dan laki-laki itu dengan lemah berkata : “Tolong aku, aku lapar dan tidak punya makanan”
Lalu si ayam berkata kepada babi : “Eh, kasihan deh. Bie, yuk kita tolong dia.”
Sahut si babi : “Tapi gimana yam ? Kita kan nggak bawa bekal apa-apa ?”
Si ayam berkata : “Ya sudah, apa yang ada pada diri kita saja kita olah menjadi makanan, setuju?”
Babi mengangguk : “Baiklah, kalau itu bisa menyelamatkan nyawa orang itu, saya bersedia.”
Singkat cerita, mereka masing-masing memberikan bagian diri mereka, mengolahnya menjadi makanan dan memberikan kepada laki-laki tersebut. Ia sangat berterimakasih, kesehatannya telah pulih dan ia melanjutkan perjalanannya. Si ayam dan si babi pun melanjutkan perjalanannya berdua.
Si ayam berkata : “Senang yach, rasanya, kita bisa menjadi berguna untuk orang lain….”
Si babi membalas : “Iya sih, aku juga senang. tapi kamu jalannya jangan cepat-cepat yam, aku tadi memberikan satu kakiku untuk menjadi makanannya, kamu sih enak, bisa bertelur….”
Cerita diatas menggambarkan 2 tipe dalam memberi, yaitu memberi dalam kelimpahan dan memberi dalam kekurangan. Sifat ini dapat kita refleksikan dalam diri kita, yaitu ketika kita memberikan persembahan dalam gereja, boleh ditanyakan dalam diri kita sendiri: “Apakah saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan?” Biarlah hati nurani masing-masing yang menjawabnya.
Saya jadi ingat, ketika Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Orang-orang kaya memberi persembahan dari kelimpahannya, Tetapi seorang janda miskin memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkahnya. (Lukas 21:4). Orang yang memberikan dari kelimpahannya memberi sedikit bagian untuk Tuhan Dan sisa bagian yang jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri, sedangkan si janda miskin memberikan seluruh bagiannya untuk Tuhan dan tidak ada bagian untuk dirinya sendiri. Itulah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang memiliki kasih yang berbeda untuk Tuhan kita.
Kehendak Tuhan adalah supaya kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.
Tuhan memang tidak butuh harta kita. Ia adalah pemilik surga dan bumi. Jika Ia mau, Ia bisa mengambil semua harta kita. Tuhan menginginkan hati kita, supaya kita berserah kepadaNya. Namun hal ini tidak akan terjadi sepenuhnya sebelum hati kita masih menyayangi harta duniawi. Alkitab berkata : “Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:21).
Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada.

Natal

♥ KISAH NATAL TERAKHIR ♥
Angel berlari cepat menuju
sebuah lapangan luas yang
terdapat di sekitar desanya. Ia
berhenti dengan kelelahan
memandang langit, sebuah
pesawat terbang melintas di
angkasa. Rambutnya yang
panjang terbuai oleh angin
yang melewatinya. Ia terdiam
memandang pesawat yang
perlahan mulai menghilang.
Arif yang berlari menyusulnya
tiba terlambat, pria itu juga
kelelahan dengan memegang
lututnya.
"larinya cepat banget sih?"
tanya arif
"Iya kalau ga cepet nanti ga
bisa liat lagi...!"
"memangnya penting sekali
ya!"
"penting dong.. aku mau kelak
bisa terbang juga seperti
pesawat tadi..!"
"Hm... kita ini masih 9 tahun
Angel. Mana bisa sih kita naik
pesawat. Lagian mau
kemana? !"
"hm.. aku mau jadi pramugari..
sapa tau bisa terbang kapan
saja hehehe!"
"ok kalau kamu jadi pramugari,
aku mau jadi pilotnya, ya!"
"huh.. mana bisa. Kata pak guru
kan gigi ompong ga boleh jadi
pilot!" tunjuk Angel pada arif
yang gigi nya ompong.
"ya sudah kalau gitu.. aku
pulang saja!"
Arif terlihat marah kemudian
berjalan meninggalkan Angel ,
Angel berusaha
mengejarnya...kedua anak
manis tersebut menghilang
diantara lapangan luas penuh
dengan rumput indah dan sejuk.
Arif pulang kerumah dengan
perasaan marah karena
dikatakan ompong. Namun
hatinya menjadi sejuk ketika
sebuah pohon natal menghiasi
ruangan tamu di rumahnya. Ia
pun kegirangan melihat pohon
yang di lampunya menyala
dengan indah. Ibunya
mendekati bersama seseorang
yang tak ia kenal. Arif melirik
orang asing baginya
"Ibu, pohon ini punya siapa? Ibu
beli ya?" tanya arif
"Ga kok. Ini kado dari Om
Hendra , ayo beli salam!!"
Arif kebingungan melihat sosok
pria asing di rumahnya
tersebut. Dan kemudian ia
hanya menuruti ibunya
memberikan salam.Ternyata
pria itu adalah kekasih baru
ibunya setelah ayahnya
meninggal karena kecelakaan.
Dan natal ini adalah tahun
ketiga ketika ayahnya pergi.
Arif pun tak sabar menunggu
natal yang akan datang 3 hari
lagi. Setelah itu ia pergi menuju
rumah Angel yang adalah
seorang anak dari pak Liong.
Pemilik toko kelontong
disekitarnya. Angel terlihat
sedang menjaga warung
ayahnya.
"Angel.. main kerumahku
yuk?" ajak Arif
"ah nanti papa marah, lagi ga
ada orang di toko neh, emang
rumahmu ada apa?"
"dirumahku ada pohon natal
loh.. mau liat ga, besar dan
indah banget!!"
"hm.. masa sih. kamu beli
dimana?"
"ada om yang baik yang kasih
aku , aku pengen kamu liat..
ayo cepat!"
"tapi di toko ga ada orangnya..
gimana dong!"
"ya gapapa kan Cuma sebentar
saja... !"
"ya,.. jangan deh.. aku juga lagi
masak air . ntar ga ada yang
jagain..!"
"sebentar saja.. ayo ayo.. !"
Arif menarik tangan Angel ,
Angel pun akhirnya ikut arif
karena ia penasaran dengan
pohon natal yang diberikan
oleh om Sulis. Ketika tiba
dirumah Arif, keduanya
langsung bermain disekitar
pohon natal, begitu takjubnya
terhadap pohon tersebut.
Maklum di daerah mereka yang
mayoritas adalah Budha dan
Konghucu jarang sekali ada
perayaan natal terlebih pohon
natal. Arif dan Angel
memandang pohon tersebut
dan mulai berandai kecil.
"Angel, natal ini mau kado
apa ?"
"Hm.. aku mau apa
ya..bingung? Arif?"
"aku mau ntar besar nanti. Jadi
pilot, dan mau perbaiki gigi aku
supaya nanti Angel ga malu
punya pilot kayak Arif!"
"hahaha. Lucu kamu. Kalau aku
mau, nanti kelak aku bisa bikin
sebuah taman dengan pohon
natal yang banyak. Terus aku
duduk disana dan menunggu
sinterklas datang , mungkin ga
ya!"
"mungkin dong.. semua kan
diberkati kalau natal.. kita
berdoa saja.. setuju!"
Dan keduanya pun berdoa
dalam sebuah keheningan
lampu kedap kedip yang
bercahaya. Dan terdengar
sebuah teriakan dari orang
orang diluar rumah yang
mengatakan " KEBAKARAN" .
kedua anak itu dengan cepat
keluar rumah dan melihat
kerumunan orang yang sedang
sibuk mengambil air dan
sumber api itu berasal dari
rumah Angel.
Angel terlihat menangis dan
menyesal. Ia lupa mematikan
kompor minyak dirumahnya.
Dan arif pun memeluk
sahabatnya. Ia pun merasa
bersalah. Keduanya menangis
dan api besar mengakhiri
semuanya termasuk rumah
Angel.
Beberapa hari kemudian...
Natal tiba dan Angel datang
kerumah Arif bersama orang
tuanya. Arif menatap
sahabatnya dengan kesedihan
di hari natal. Musibah
kebakaran tersebut membuat
orang tua Angel memutuskan
untuk pindah ke kota lain.
Memulai hidup baru. Arif
menangis tak rela Angel pergi
darinya. Ia berteriak pada
ibunya
"ibu, jangan kasih Angel pergi
bu, Arif ga punya teman lagi
kalau Angel pergi... ibu.." pinta
Arif sambil menangis
"ibu tidak bisa , nak. Itu sudah
jalan mereka. ..!" dengan
menyesal..
Arif tak menyerah ia pun
memohon pada ayah Angel
yang saat itu ada disana.
Sedangkan Angel hanya
terdiam di pelukan sang ibu, ia
menangis menatap sahabatnya.
Menyadari perpisahan telah
didepan mata.
"paman. Jangan bawa Angel.
Jangan bawa Angel..!"
Ayah Angel terdiam dan
tersenyum. Kemudian mereka
pamitan. Arif berteriak histeris
tak rela Angel pergi, Angel
yang shock karena kebakaran
masih tak dapat bicara karena
ketakutan. Akhirnya mereka
pun berpisah di hari natal yang
harusnya menjadi hari indah
untuk Arif bersama Angel..
Angel pergi ke kota dan Arif
pun kehilangan sahabatnya,
beberapa hari kemudian Arif
sakit keras. Dan di akhirnya
dengan keputusan jarangnya
rumah sakit di daerah mereka.
Akhirnya Arif di pindahkan ke
kota. Dan om yang menikahi ibu
Arif adalah keturunan Malaysia
dan akhirnya demi
mempertimbangkan masa
depan Arif, mereka pun
memboyong Arif ke Malaysia.
Desa itu pun kehilangan dua
anak kecil yang ceria untuk
selamanya.
15 tahun kemudian....
Didalam sebuah pesawat
terbang
Arif kini telah menjadi pria
dewasa berusia 24 tahun
bekerja di sebuah perusahaan
asing. Wajahnya yang ganteng
dan telah menjadi warga
Malaysia. Ketika itu ia
berkunjung dalam rekan bisnis
di Jakarta. Ia tertidur di dalam
pesawat dalam menuju
perjalanan ke Jakarta, tanpa ia
sadari pesawat telah lepas
landas, dan ia pun menjadi satu
satunya orang yang berada di
pesawat.
Seorang pramugari cantik
datang menyapanya. Dan
menepuk bahunya hingga
terbangun.
"pak... uda sampai loh, ga mau
turun!" ujar pramugari tersebut
"oh ya.. maaf aku kelelahan.. !"
Arif menatap jam tangannya
hingga ia merasa jam
meetingnya akan tiba dan ia
terburu buru hingga
meninggalkan laptopnya di bilik
pesawat.
Beberapa saat kemudian.
Pramugari yang
membangunkan arif
menemukan laptop arif. Ia pun
mencoba mengejar arif namun
terlambat pria itu telah pergi
jauh. Ia hanya tersenyum kecil
menatap laptop tersebut.
Seorang rekan pramugari
mendekat
"Angel, itu laptop siapa?"
"ga tau, tadi ada penumpang
ketinggalan , kayaknya aku
inget deh wajahnya.semoga
nanti dia datang lagi ambil.. !"
"kamu bukannya today hari off
kan.. mau cuti 2 bulan.. emang
kenapa sih!"
"hehehe.. ada deh.. jadi gimana
ini laptop ! titip ke siapa ya!|
"aduh.. kayak gini susah,
mending kamu bawa saja. Ntar
kalau dia cari aku kasih no hp
kamu, jadi gampang kan..!"
"eh.. gimana ya.. !"
"ya lah. Kan ini pesawat muter
terus. Biar gampang saja..ok
ok!"
"yauda deh..!"
***
Arif baru saja menyelesaikan
rapatnya di jakarta. Ia pun
menyadari laptopnya telah
hilang dan segera ia menelepon
bagian custemer service dari
pesawat tersebut. Ia pun
mendapat jawaban untuk
menghubungi Angel.
"Angel,, nama yang tak asing..!"
ujar Arif dalam hati.
Setelah mendapatkan no
kontak Angel, ia pun
menelepon Angel. Namun tidak
ada jwbn. Masuk dalam
jaringan offline.
Angel pulang dengan cepat.
Kemudian menuju ke rumahnya
di sebuah sudut kota Jakarta.
Ayahnya tergeletak lemas
dirumahnya. Ibunya telah
meninggal 2 tahun lalu.
Ayahnya yang sakit sakitan
mulai cemas untuk memikirkan
keadaannya. Ia pun berharap
Angel segera menikah agar ia
dapat pergi dengan tenang.
Angel menyadari keadaan
semakin rumit. Itu adalah
permintaan terakhir Angel.
"sabar ya, pak. Angel pasti
dapat yang terbaik untuk
permintaan ayah. Sekarang
yang penting adalah ayah sehat
dulu ya.!"
Ketika ia menuju kamarnya ia
mendapatkan sebuah mailbox
dari no Arif. Ia pun menelepon
Arif. Dan inilah pebincangan
setelah lama tak bersua
"ini siapa?"
"saya Arif. Saya kehilangan
laptop di pesawat, operator
bilang untuk mencari anda..
benar!"
"oh ya.. kita bisa ketemu di
suatu tempat dan saya
antarkan laptop anda!"
"yauda .. di hotel Borobudur
tempat saya bagaimana!"
"boleh.. ok nanti malam ya..!"
"ok..!"
Beberapa saat kemudian
malam tiba. Arif menunggu di
ruang loby. Dengan rapi untuk
menunggu kedatangan Angel.
Hatinya penasaran dengan
nama Angel yang begitu
membekas di hatinya. Angel
datang dalam keadaan hujan
besar di luar. Dan ketika tiba.
Arif menatapnya dengan penuh
arti.
"ini. laptop anda.. !"
"terima kasih.. mau minum
kopi..!"
"ehm tidak terima kasih,
mungkin saya pulang!"
"tapi diluar hujan. Sebagai
ungkapan terima kasih biar
saya traktir anda kopi untuk
hangatkan badan!
"ok.. kalau gitu kopi tanpa
gula..!"
Secangkir kopi tanpa gula
terletak di meja lobby.
"sepertinya anda ini bicara
dalam bahasa melayu ya..!"
tanya Angel
"iya saya orang Malaysia..!"
"oh,.. pantas saja.. lalu ada
sedang bisnis disini!"
"iya meeting dengan rekan..
kalau anda sendiri pramugari
sejak lama!"
"baru dua tahun lalu.. !"
Dan pembicaraan hangat itu
pun terjadi tanpa mereka
sadari mereka adalah sepasang
sahabat di masa kecil dahulu.
Hujan meredah dan Angel pun
pergi tanpa pernah tak jika pria
itu adalah sahabat kecilnya.
2 tahun kemudian, Arif kembali
ke negerinya dan beberapa
saat kemudian ia bertunangan
dengan seorang wanita
Malaysia. Kemudian Angel
mendapatkan kesedihan ketika
ayahnya meninggal dan ia pun
membawa ayahnya kembali ke
kampung halaman untuk di
makamkan. Sejak saat itu
Angel memutuskan untuk
tinggal di kampung halamanya,
ia bekerja pada sebuah
pelayanan di daerahnya. Tanpa
ia sadari natal telah mejadi
semarak di desa yang ia
tinggalkan 17 tahun lamanya.
Banyak diantara penduduk
mulai memeluk agama kristen.
Ia pun bekerja pada palayanan
gereja di desanya.
Suatu ketika Arif berkunjung ke
kampung halamanya bersama
ibunya. Ibunya yang telah
berumur ingin bertemu dengan
kerabatnya di hari tuanya
untuk merayakan natal Arif
pun pulang ke kampung
bersama tunangan dan ibunya.
Ia pun mulai teringat akan
kenangan masa lalu di desanya.
Ia pun masih teringat kenangan
bersama Angel. Untuk
mengenang semuanya. Ia pun
mengajak tunangannya ke
sebuah lapangan luas yang
masih ada di kampungnya.
Untuk melihat langsung sebuah
pesawat terbang melintas di
atasnya.
Ketika ia pergi menuju ke
tempat tersebut. Angel pun
berpikir hal yang sama. Namun
ia datang lebih awal untuk
melihat sebuah pesawat
terbang melintas di atas
kepalanya. Dari kejauhan Arif
dan tunangannya datang
bersama. Melihat sosok yang
tak asing berdiri di antara
lapangan luas itu, Arif
mendekati dan ia terkejut
melihar pramugari yang pernah
mengantarkan laptopnya.
"anda kan?"
"iya,, saya pramugari.. yang
dulu antarkan laptop anda!"
"kamu sedang apa disini..!"
"mencoba mengenang masa
lalu..!"
"dan masa lalu kamu adalah..
melihat sebuah pesawat
diangkasa!" tebak Arif.
Angel terkejut arif tau apa
yang ia pikirkan.
"kok kamu tau..?" Angel mulai
bingung.
"aku.. sudah menduga sejak
awal bertemu kamu.. kamu..
adalah Angel yang pernah
menjadi sahabat kecilku...!"
ujar Arif dengan perasaan
senduh dan wajah memerah
hendak menangis
"kamu.. Arif.. tapi bagaimana
bisa menjadi orang malaysia..!"
Angel pun tak dapat berkata
apapun , keduanya saling
memandang penuh perasaan
gundah dan sedih. Tak mereka
sadari Gina tunangan Arif
menatap keduanya dengan
bingung. Keduanya berlinang
air mata. Dan ini adalah sebuah
pertemuan kembali yang
terulang dengan kenangan
yang sama.
Angel menatap Gina dengan
pertanyaan
"ini tunangan aku.. Gina!" ujar
Arif
"selamat ya.. !!"
Arif pun mengundang Angel
untuk datang kerumahnya
merayakan natal bersama.
Pertemuan dengan ibu Arif
telah membawa sejuta
kerinduan dan kenangan masa
lalu. Dan natal kali ini menjadi
natal paling indah untuk Arif. Ia
mendapatkan Angel kembali ke
masa hidupnya yang telah lelah
untuk mengenang sahabatnya.
Namun hubungan kedekatan
mereka mulai menimbulkan
kecemburuan di hati Gina.
Angel menyadari tak ada
baiknya bila ia terus bersama
Arif yang telah bertunangan.
Arif punya kesibukan baru
sejak saat itu, ia mulai
memesan banyak pohon natal
untuk dia tanamkan di
lapangan luas yang kosong
sebagai taman yang indah. Ia
pun bermimpi untuk mendirikan
taman bunga natal untuk
Angel. Dan ia pun
merahasiakan taman tersebut
untuk Angel. Walaupun
hubungannya dengan gina
mulai memburuk karena Angel,
ia pun tak peduli dan terus
melakukannya.
Gina pun meminta Angel untuk
menjauhin kekasihnya agar
hubungan mereka menjadi
tidak berantakan. Angel
merasa bersalah dan akhirnya
menuruti keinginan Gina untuk
pergi dari Arif. Dengan
perasaan sedih ia pun
menyusun kembali sebuah
rencana kepergian dari desa
tercintanya. Sedangkan Arif
nyaris menyelasaikan taman
yang akan ia persembahkan
untuk Angel. Tepat sebelum
menuju natal yang indah akan
terjadi dua hari kemudian.
Dan di malam itu Angel menulis
sebuah surat untuk sahabatnya
Arif. Ia meletakan surat
tersebut sepagi mungkin di
depan rumah Arif tepatnya di
sebuah halaman terasnya. Pagi
itu tepat pukul 6. Angel telah
bersiap siap menuju bus
terdekat dari kotanya pukul 9
nanti untuk menuju medan.
Namun sebelumnya ia ingin
menghabiskan waktunya
berjalan di lapangan yang
menjadi kenangan terakhirnya.
Ketika pukul tujuh tiba, sebuah
gempa besar terjadi di kota.
Angel memang merasakan
gempa namun ia telah tiba di
dataran luas lapangan sehingga
dampaknya tidak terlalu besar.
Hari itu tepat pukul 7. Ia tiba
dengan cahaya matahari mulai
berterik.
"tadi kayaknya gempa.. hm..!"
Ia terus berjalan dan matanya
memadang penuh terkejut ia
melihat sebuah taman penuh
dengan pohon natal di lapangan
luas tersebut. ia memang telah
sebulan tidak berada disini. Dan
satu pertanyaan siapa yang
membangun pohon ini? Ia pun
berdiri ditengah tengah pohon
tersebut. Terlihat sebuah batu
kecil bertuliskan.
untuk Angel , sahabat kecilku
masih ingatkan permintaanmu
padaku.
Sebuah taman kecil di penuhi
dengan pohon natal. Kini berkat
tuhan aku
memberikan kado itu untukmu
Arif.
Angel terperanga, terharu dan
menangis. Ia pun terbuai
ditaman itu untuk beberapa
saat sambil menunggu pesawat
melintas diatas, sehingga
kenangan itu terasa indah
ketika nantinya.
Gempa besar yang terjadi
pukul 7 tadi telah meruntuhkan
beberapa bangunan rumah. Arif
terbangun dengan cepat ia
kemudian melihat semua orang
telah berkerumunan di luar
rumah bertanya tanya , gempa
besar yang telah merusak
bebarapa rumah. Hal pertama
yang ia khwatikan adalah
Angel. Ia seorang diri di desa
ini. Namun ibunya memangil
dari dalam rumah. ia pun
secara tak sengaja menemukan
surat di halaman di rumahnya
dari Angel.
Dan ketika Arif , Gina dan
ibunya berkumpul dalam
sebuah ruangan di atas
rumahnya yang berlantai 3 ,
sebuah gemuruh air terdengar.
Mereka mulai berpikir apa yang
terjadi. Dan semua orang mulai
berteriak tentang air besar.
Ketiganya menatap ke ruangan
teras , dan melihat sebuah air
pasang setinggi tiang listrik
menerobos masuk ke desa
mereka. Mereka beruntung air
pasang tersebut hanya
menyentuh hingga lantai dua
rumah mereka yang hancur
lebur diterobos pasang.
Angel masih menikmati
kehangatan pohon natal .
Akhirnya yang ia tunggu benar
benar muncul sebuah pesawat
melintas dengan cepat dan
diikuti sebuah gemuruh air
besar. Ketika ia berbalik badan
melihat tingginya pasang. Ia
pun terdiam pasrah. Dan
sekejap kemudian air pasang
tersebut telah menyapu
tubuhnya. Hilang dan berakhir.
Surat terakhir yang di tulis
Angel untuk Arif
Ketika aku memutuskan untuk
pergi
Aku sadar
Aku telah menemukanmu sejak
awal perjumpaaan
Di pesawat
Namun mimpi kita benar benar
telah terwujud
Setidaknya tanpa kita sadari
Kita telah berada dalam satu
kapal yang sama
Walau kamu bukanlah pilot
yang kau impikan
Namun natal ini menjadi berkah
karena aku telah bertemu
kembali
Dengan jawaban di hatiku
tentang kamu.
Kamu adalah pangeran kecil
dalam hidupku
Kini izinkan aku mencari
hidupku
Semoga dengan semau ini
Kita dapat bertemu kelak
Dalam sebuah mimpi yang
sama
Antara janji
Dua anak kecil yang lucu
Angel ...
TUHAN YESUS Memberkati

Favorit

Apa itu AKTA NOTARIS ???

ADA ENGGAK DI ANTARA KALIAN YANG BINGUNG DENGAN SEBUTAN AKTA NOTARIS ITU APA ?? NAH KALI INI AKU AKAN JELASIN INFONYA NYA GUYSS...    ...