Mengenai Saya

Foto saya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia

Selasa, 24 Januari 2017

Berangkat Dari Hobby

Hampir dua mingguan sempat tidak punya waktu untuk menulis apa pun di blog.
Beberapa hari ini setelah pulkam banyak hal yg harus dilakukan dan diselesaikan. Sebenarnya menulis adalah salah satu pekerjaan yang disukai alasannya karena menurut saya menulis merupakan cara yang terbaik untuk mengekspresikan berbagai perasaan baik hal yang tak mengenakan ataupun hal yang menyenangkan. Entah lebih senang dan nyaman saja setelah memberikan ekspresi yang sudah digambarkan dan dituangkan ke dalam tulisan ini.
Mungkin hal ini terjadi juga kepada orang-orang yang suka dengan menyanyi sampai-sampai dirinya tidak bisa tidak ada nyanyian yang dinyanyikan. Atau bagi seorang pemain alat musik tertentu misalkan saja seorang drummer,  dia tidak bisa berhenti menghentakkan kaki , tangan,  dan tubuhnya secara keseluruhan ikut bergoncang untuk mengekspresikan bagaimana dirinya.
Sama seperti halnya dengan saya, mungkin sebenarnya menulis merupakan bagian dari hobby dan muncul kebiasaan.
Biasanya tulisan saya tidak segera dituangkan ke dalam blog ini.  Lebih tepatnya banyak sekali catatan di luar sini. Hari ini bisa dibilang topiknya merupakan alasan menyukai tulisan.

Saya ingat waktu kecil, setiap buku tulisan kehabisan lembaran, saat pulang sekolah saya senang sekali mengambil uang saku belanja dengan berpesan kepada teman-teman seperjuangan agar menunggu saya untuk membeli buku memo/buku catatan/buku diary sehingga tiba pulang saya tidak ketinggalan taksi kuning yang isinya anak-anak murid sekolah karna tidak banyak anak2 yang searah dengan daerah tempat kami tinggal makanya transportasi yang digunakan difungsikan dan dialihkan khusus untuk antar jemput penumpang anak-anak sekolahan.
Sudah menjadi langganan paman supir taksi tersebut akan berhenti di depan toko ATK jika diminta untuk berhenti dan menunggu. Meskipun usia masa anak-anak remaja suka kebawa perasaan tidak enak dengan teman-teman yang menunggu untuk beberapa menit, ditambah ketika pulang sekolah cenderung perut sedang lapar.
Kembali kerumah membawa buku diary atau buku memo selalu saja menulis sesuatu yang menarik untuk diangkat sebagai topik pembahasan dibuku catatan tersebut.
Namanya masa anak-anak remaja, yang sering ditulis ialah tentang isi perasaan yang dialami saat itu tanpa membedakan tulisan tersebut apakah berdampak bagi sang pembaca.  Dipikiran waktu itu asalkan curhat di diari sudah cukup. Kadang isi tersebut lebih banyak mengenai sesuatu yang tidak menyenangkan. Terlebih lagi bila dibuka cacatan masa kecil isinya tidak lain adalah perasaan seperti seorang anak kecil. Kadang membaca kembali isi catatan itu membuat geli dan tertawa saja.
Saya pikir setiap orang yang suka menulis atau mengungkapkan ekspresinya melalui tulisan merupakan tipe orang yang berawal dari sulit bicara didepan umum. Memang saya akui dulu masa tersebut adalah masa dimana saya adalah tipe orang sulit mengatakan atau mengeluarkan perasaan melalui mulut atau berbicara kepada orang lain baik untuk mengungkapankan atas kemauan atau ketidaksukaan saya. Suka menuangkan kesukaan, ketidaksukaan,  kemarahan, kesedihan dan lain sebagainya melalui tulisan atau curhatan di buku tulisan. Dan hal tersebut secara terus-menerus dilakukan sehingga menimbulkan kebiasaan sampai akhirnya bisa dibilang jika dikumpulkan maka bisa bisa menjadi buku.
Namun, seperti sekarang kendala jika tak menulis lagi itu mungkin saja karna sudah memasuki kehidupan baru dari sebelumnya dimana banyak teman-teman yang mengelilingi, banyak orang-orang disekitar menemani dan menjawab kebutuhan "ingin didengarkan".  Tidak lagi seekstrim dulu.
Bahkan, perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan sekarang masa menjajak dewasa dari segi usia.
Memang tidak bisa dipungkiri menjadi orang yang "mendengar" memang bagus bahkan kelihatan jauh lebih cool atau terlihat lebih kuat dibandingkan dengan tipe orang yang suka "didengarkan" karna tipe ini ada orang yang cenderung fokus kepada dirinya sendiri. Setiap pikiran, perkataan dan tindakannya dituangkan kepada orang lain dimana harus ada orang yang siap mendengarkannya. Jika tidak terpenuhi kebutuhan ini maka orang tipe ini akan depresi dan bisa merusak dirinya dengan memiliki perasaan yang tidak dihargai, tidak didengarkan, tidak berharga atau tidak ada orang yang mengasihinya.

Beda halnya dengan tipe orang yang suka "mendengarkan". Dia adalah orang yang akan disukai banyak orang karna kebisaannya dalam memahami orang lain, populer karna kepiawaiannya dalam menganalisa perasaan orang yang didengarkannya bahkan orang tipe ini memiliki kemampuan untuk membaca solusi yang tepat agar disarankan kepada si pencerita. Kadang tipe orang seperti ini merasa dirinya seperti seorang konselor yang didatangi klien untuk mendengarkan keluhan-keluhannya. 
Namun, kelemahan dari tipe ini adalah dimana dia adalah orang yang sulit mengeluarkan emosinya, sulit menceritakan keluhannya, bahkan tidak mudah baginya untuk memberikan semua ceritanya kepada telinga seorang pendengar. Kadang orang tertentu yang dia percayai diceritakan itu pun memerlukan banyak pertimbangan terlebih dahulu. Tidak halnya dengan tipe "pendengar" dia tidak perlu lama-lama memikirkan pertimbangan rumit-rumit apa yang akan terjadi jika sudah cerita. Yang penting baginya mengungkapakan isi hatinya terlebih dahulu. Soal lain belakangan.

Dari tipe tersebut saya belajar bahwa memang tidak bisa dibilang ekstrim bahwa saya adalah tipe orang yang suka "mendengar". Namun secara teori saya termasuk kategori dalam klasifikasi tersebut.
Hal ini memang tidak dibisa dielak bahwa faktor seseorang memiliki pribadi yang seperti di atas ialah latar belakang keluarga, pergaulan sehari-harinya, apa saja yang dilakukannya akan membentuk kepribadiannya. Namun, tidak mustahil keperibadian tersebut bisa berubah sepanjang seseorang mau belajar untuk memahami dirinya harus dibentuk melalui proses kehidupan yang didalamnya ada pengalaman dan intropeksi diri.

Sudah menjadi kebutuhan pada setiap karakter dan tipe masing-masinh orang adalah agar "didengar" atau pun menjadi "pendengar".
Karna tidak ada yang suka posisinya hanya sebatas sebagai pendengar saja tapi juga perlu mendengar. Begitupun sebaliknya.

Terkait dengan hobby menulis saya merupakan tipe orang yang "mendengar" tapi setelah melewati beberapa pengalaman di kehidupan dan melewati masa dimana terjadi pembentukan akibat pergaulan yang sehat akhirnya menjadi tipe orang yang bisa menjadi "didengarkan" karna saya pikir memang lebih menyenangkan diposisi ini karna cenderung akan ada yang memperhatikan. Kebutuhan didengarkan lebih nyaman ketimbang menjadi pendengar. Karna seorang pendengar harus siap untuk menguatkan orang lain, memberikan saran kepada orang yang menceritakan tekanan ataupun kebahagiaannya, menghibur orang yang kesedihan. Namunn itulah artinya sebuah menerima kebutuhan dan memberikan. Disana harus ada keseimbangan antara pihak satu dengan pihak kedua. Saling mengisi satu sama lain. Jika tidak seimbang maka hubungan tersebut tidak akan menghasilkan hubungan yang sehat melainkan justru tidak akan lama.

Tetap segala sesuatu ada porsi dan batasannya. Jika dalam pembicaraan tersebut posisi kita adalah orang yang diperlukan sebagai seorang pendengar maka jadilah pendengar yang baik. Dan begitu juga sebaliknya jika dipercakapan tersebut posisi kita adalah sebagai seorang yang didengar dan lawannya sebagai pendengar. Maka ceritalah dengan bijak sesuai kapasitasnya.

Berharap melalui tulisan ini akan mendorong saya agar terbiasa dengan menulis. Sehingga pernah berfikir tidak salah juga kelak akan menerbitkan sebuah buku. Buku tentang apa saja. Heehee
Eksplore diri melalui tulisan-tulisan yang topiknya bisa diangkat tentang apa saja.
Cara berfikir saya sederhana.
Angkat saja topik tulisannya tentang apa saja, yang bisa membuat sang pembaca menjadi mengerti dan mendapatkam informasi yang baik. Soal jadi penulis buku atau apa nantinya itu soal lain, anggap bonus saja.

Bagi sang pembaca disana, saya harap kalian itu sudah merasa saya adalah seorang penulis buku. Hehehe

Jadi berangkat dari hobby menulis buku diary akhirnya berimajinasi menjadi sang penulis buku.
Intinya, Tidak ada sesuatu yang dapat membatasi mimpi kecuali imajinasi.
Mimpimu hanya sejauh imajinasi.

Tidak ada komentar:

Favorit

Apa itu AKTA NOTARIS ???

ADA ENGGAK DI ANTARA KALIAN YANG BINGUNG DENGAN SEBUTAN AKTA NOTARIS ITU APA ?? NAH KALI INI AKU AKAN JELASIN INFONYA NYA GUYSS...    ...